September 04, 2011

Terminal Bersepadu Selatan, KL-Malaysia

at 9:44 PM 3 comments



Akhirnya, saya melakukan perjalanan kembali ke Kuala Lumpur,..

ohya, berhubung masih nuansa Aidil Fitri, saya mengucapkan "selamat Hari Raya, Maaf Lahir Batin ya.."

Back to the topic,.. Setelah 4 jam perjalanan, akhirnya bus yang saya tumpangi sampai di Terminal Bersepadu Selatan (TBS) atau Bandar Tasik Selatan (BTS), adalah terminal one stop integration yang baru dibuka oleh pemerintah Malaysia. Kegaguman saya berawal dari megahnya terminal ini ditambah dengan one stop integration berbagai angkutan darat dapat dijumpai disini dengan mudah untuk mencapai ke berbagai tempat di Malaysia, bahkan terpadu juga sampai ke airport KLIA / KLCC dengan 1 tiket.

Rapi, bersih dan aman itulah yang dirasakan. Pada Mulanya saya kaget juga, terminal bus nya sudah lain, ternyata ini baru dibuka kira2 tepatnya 1 Januari 2011 lalu, pada mulanya di Bukit Jalil, terus ke Puduraya, sekarang akhirnya semua dipindahkan ke Bandar Tasik Selatan ini,..

Interior tampak seperti bandar udara saja..saya membayangkan dan yakin suatu saat kita *baca : Indonesia, akan bisa seperti ini.

Penjualan tiket secara online dan pengecekan penumpang dilakukan sebelum turun ke gate Bus / LRT yang akan kita naiki. Proses ini menjadikan “lahan” calo yang dulu sebelumnya di terminal lama dapat dihilangkan dan digantikan dengan petugas yang profesional. Saya yakin dengan kebesaran hati, kita dapat mencontoh mereka dalam membangun infrastruktur transportasi yang memang harusnya dari dulu pemerintah memikirkannya.




50source
READ MORE - Terminal Bersepadu Selatan, KL-Malaysia

July 10, 2011

About Jakarta

at 12:40 PM 1 comments




Jakarta, Indonesian:

Jakarta formerly Batavia and officially the Special Capital Territory of Jakarta), is the capital and largest city of Indonesia. Located on the northwest coast of Java, it has an area of 661 square kilometres (255 sq mi) and a 2010 census count population of 9,580,000.[4] Jakarta is the country's economic, cultural and political centre. It is the most populous city in Indonesia and in Southeast Asia, and is the tenth-largest city in the world. The urban area, Jabodetabek, is the second largest in the world. Jakarta is listed as a global city in the 2008 Globalization and World Cities Study Group and Network (GaWC) research.[6]

Established in the fourth century, the city became an important trading port for the Kingdom of Sunda. It was the de facto capital of the Dutch East Indies and continued being the capital city of Indonesia, after its independence in 1945.

The city is the seat of the ASEAN Secretariat. Jakarta is served by the Soekarno-Hatta International Airport, Halim Perdanakusuma International Airport, and Tanjung Priok Harbour; it is connected by several intercity and commuter railways, and served by several bus lines running on reserved busways.



Tourism and landmarks
West Irian Liberation Statue, one of the many Sukarno era monuments in the city.

Jakarta is primarily a city of government and business. It is seldom viewed as a centre for tourism other than the old part of the city which is a popular tourist destination.However the Jakarta authority saw the opportunity to develop the city's reputation as a service and tourism city. There are many new tourism infrastructures, entertainment centers, and international-class hotels and restaurants being built in Jakarta. Jakarta also possesses many historical places and cultural heritage.

The National Monument, stands at the center of Merdeka Square, the central park of the city. Near the national monument stands a Mahabharata themed Arjuna Wijaya chariot statue and fountain. Further south through Jalan Thamrin, the main avenue of Jakarta, the "Selamat Datang" (welcome) statue stands on the fountain in the center of Hotel Indonesia roundabout. Other landmarks include the Istiqlal Mosque, the Jakarta Cathedral, and the West Irian Liberation monument. The Wisma 46 building in Central Jakarta is currently the highest building in Jakarta and Indonesia. Tourist attractions include Taman Mini Indonesia Indah, Ragunan Zoo, Jakarta Old Town, and the Ancol Dreamland complex on Jakarta Bay, including Dunia Fantasi theme park, Sea World, Atlantis Water Adventure, and Gelanggang Samudra.

Mal Taman Anggrek, one of the largest shopping malls in Indonesia, is located in Jakarta.

Most of the visitors attracted to Jakarta are domestic tourists from all over Indonesia, the majority of them from the neighboring provinces of West Java, Banten, Lampung, and Central Java. As the gateway of Indonesia, Jakarta often serves as the stop-over for foreign visitors on their way to Indonesian popular tourist destinations such as Bali and Yogyakarta. Most foreign visitors from the neighboring ASEAN countries; such as Malaysia and Singapore, visit Jakarta (to some extent also include Bandung) for shopping purposes, since the city is famous for its cheap but fair quality products, especially textiles, craft and fashion products.

Jakarta is sprawling with numerous malls, shopping centers, and traditional markets. Jakarta shopping malls with areas in excess of 100,000 metres square, include Grand Indonesia, Pacific Place Jakarta, Plaza Indonesia and Plaza e'X, Senayan City, Plaza Senayan, Pasaraya, Pondok Indah Mall, Mal Taman Anggrek, Mal Kelapa Gading, Mal Artha Gading, and Mall of Indonesia.Other smaller but popular malls are Sarinah Thamrin, Ratu Plaza, Atrium Senen, Mall Ambassador and Pasar Festival. Traditional markets include Blok M, Tanah Abang, Senen, Pasar Baru, Glodok, Mangga Dua, Cempaka Mas, and Jatinegara. In Jakarta there is also a market that sells used goods, such as Surabaya Street and Rawabening Market.


Parks
The National Monument in the center of Medan Merdeka Park

Taman Lapangan Banteng (Buffalo Field Park) is located in Central Jakarta near the Istiqlal Mosque, Jakarta Cathedral, and the Jakarta Central Post Office. It is about 4.5 hectares. Initially it was called Waterlooplein of Batavia and functioned as the ceremonial square during the Netherlands Indies colonial period. A number of colonial monuments and memorials erected on the square during the colonial period were demolished during the Sukarno era. The most notable monument in the square is the Monumen Pembebasan Irian Barat (Monument of the Liberation of West Irian). During the 1970s and 1980s the park was used as a bus terminal. In 1993 the park was turned into a public space again. It has become a recreation place for people and is occasionally also used as an exhibition place or for other events.The Jakarta Flona (Flora dan Fauna), the flower and decoration plants and pet exhibition, is held in this park around August annually.

Taman Mini Indonesia Indah (Miniature Park of Indonesia), in East Jakarta, has 10 mini parks. But the most popular is The Bird Park or Aviary

Spherical cage Bird Park in Taman Mini Indonesia Indah.

Taman Suropati is located in Menteng city subdistrict in Central Jakarta. The park is surrounded by several Dutch colonial buildings. Taman Suropati was known as Burgemeester Bishopplein during the Dutch colonial time. The park is circular shaped with a surface area of 16,322 m2. There are several modern statues in the park made by artists of the ASEAN countries, which contributes to the nickname of the park "Taman persahabatan seniman ASEAN" ("Park of the ASEAN artists friendship").Also located in the Menteng area are the Taman Menteng and Situ Lembang pond parks. The Taman Menteng was built on the former Persija soccer Stadium.

Taman Monas (Monas Park) or Taman Medan Merdeka (Medan Merdeka Park) is a huge square where the symbol of Jakarta, Monas or Monumen Nasional (National Monument) is located. The enormous space was created by Dutch Governor General Herman Willem Daendels (1810) and was originally named Koningsplein (Kings Square). On 10 January 1993, President Soeharto initiated action for the beautification of the square. Several features in the square are a deer park and 33 trees that represents the 33 provinces of Indonesia.

In June 2011, Jakarta has only 10.5 percent Ruang Terbuka Hijau (Green Open Space) and will be added to 13.94 percent Public Green Open Space. Public Parks are include in Public Green Open Space. By 2030, the administration also hope there are 16 percent Private Green Open Space.
READ MORE - About Jakarta

January 02, 2011

Hepi Niuw Jier 2011

at 8:27 PM 0 comments
Selamat Tahun Baru 2011,..

akhirnya sudah setahun aku di Malaysia ini,..
tinggal setahun lagi aku balik ke tanah air,..
ada rasa senang juga,
tapi seperti nya banyak sedih nya

walau disini nga hepi2 banget,..
tapi ada rasa yang tetep buat sedih ini besar banget buat meninggalkan malaysia
ada banyak cerita, ada pengalaman, hmmmm,...dan banyak lagi

ingin suatu saat kembali kesini,...
tapi,...juga,..mungkin dengan sedikit keadaan yang berbeda,....
yang bagaimana yah ??

ini salah satu doa ku,.
hanya berharap yang terbaik yang akan Allah berikan padaku suatu saat
dan untuk juga keluargaku,...

hopefully,,..
amin.

the best for u too all..
^_^
READ MORE - Hepi Niuw Jier 2011

June 27, 2010

Warga Malaysia: Tirulah RI Hormat Bendera

at 8:35 PM 7 comments
By Elin Yunita Kristanti - Jumat, 25 Juni 2010,

Seorang warga Malaysia mengaku iri ketika pergi ke Bandung Jawa Barat. Dia melihat bagaimana orang Indonesia dengan hormat memperlakukan benderanya, Sang Saka Merah Putih.

Dalam laman New Straits Times, 24 Juni 2010, Norman Fernandez menuliskan curahan hatinya yang berjudul, 'Perlakukan Bendera Kita Lebih Baik'.

"Baru-baru ini aku mengunjungi Bandung, Indonesia. Di sana aku mengamati penjaga keamanan di hotel yang kutinggali, mengibarkan bendera Indonesia pagi gari,

Saat matahari terbenam, penjaga itu menurunkan benderanya -- tak membiarkan bendera itu menyentuh tanah, lalu melipatnya dan menyerahkannya ke resepsionis. Hal itu juga kerap dilakukan di gedung-gedung pemerintah.

Aku juga diberi tahun, bahwa anak sekolah di Indonesia diajarkan tak hanya soal arti dari warna bendera -- merah dan putih, tapi juga sejarahnya, protokol dan etika mengibarkan bendera.

Selama lima hari aku di Bandung, aku tak pernah melihat bendera Indonesia compang-camping dan pudar warnanya.

Di sini, di Malaysia, pernahkan Anda melihat petugas keamanan di gedung-gedung pemerintah mengibarkan bendera 'Jalur Gemilang' atau bendera negara bagian?

Jika lain kali Anda ke Johor Bahru, lihatlah bendera Malaysia dan bendera Johor Bahru yang pudar berkibar di tiang bendera.

Aku juga sering melihat anak-anak berpakaian dengan motif bendera, 'Jalur Gemilang' yang dibuat dari potongan bendera Malaysia. Atau penyanyi baru, Sudirman Arshad yang memakai baju seperti itu. Dapatkan kita menjahit bendera dan dijadikan baju?

Minggu lalu aku berkendara dari Johor Bahru ke Kulai. Saat melewati gedung-gedung pemerintah, aku melihat bendera yang compang-camping dan kotor.

Yang paling hina, menurutku, ada yang memakai bendera Johor untuk membungkus pepaya di pohon.

Untuk mengibarkan bendera, baik 'Jalur Gemilang' maupun bendera Johor, misalnya, sudah ada aturannya. Namun tak ada yang mengindahkannya.

Sudah saatnya pemerintah mendidik masyarakat soal etika dan protokol memperlakukan bendera, termasuk pada bendera yang telah usang.

Seorang teman pernah bercerita, dia membakar benddera yang Malaysia yang telah usang dan menaburkan abunya di Laut Lido. Apakah 'kremasi' adalah cara yang benar?

Hanya tinggal dua bulan lagi kita merayakan kemerdekaan, saatnya untuk memperlakukan bendera kita dengan baik. Ganti bendera yang usang itu dengan yang baru dan gagah."


Sumber : http://id.news.yahoo.com/viva/20100625/tpl-warga-malaysia-tirulah-ri-hormat-ben-fa55e98.html

READ MORE - Warga Malaysia: Tirulah RI Hormat Bendera

June 21, 2010

Orchad Road Singapore Banjir

at 9:10 AM 5 comments
Hei negara yang bersih dan rapi ini ternyata bisa banjir juga....pasal tak ada sampah tampak mata,..lalu mengapa bisa banjir? kurang tanah serapan kali ya???


BEFORE :






















AFTER :
READ MORE - Orchad Road Singapore Banjir

March 07, 2010

Gelar Budaya Indonesia di Malaysia

at 10:50 AM 1 comments

Pada Hari Jumat Malam (5 Februari 2010), Konsulat Jenderal Republik Indonesia mendapatkan undangan untuk menghadiri Gelar Budaya Indonesia 2010 yang diadakan oleh Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) UTM Johor Bahru . Acara ini dalam rangka mengenalkan budaya Indonesia kepada komunitas pelajar asing dan warga negara Malaysia yang berada di Universiti Teknologi Malaysia (UTM).

Sayang, saya tidak bisa mengikuti acara ini, karena ada kepentingan lain. Tak apalah...sudah diwakili oleh si bapak'e...


Sepertinya acaranya berjalan meriah dan sukses. Selamat !!

Half Source by : www.detik.com


READ MORE - Gelar Budaya Indonesia di Malaysia
 

Adelina's Diary Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Online Shop Vector by Artshare